Kamis, 10 Januari 2013

Doa dari seberang

Awan pagi ini menutupi sinar mentari... 
Dinginnya menusuk hingga ketulang rusuk...
Aku sudah siap menyongsong hari ini..
Diawali dengn Sembah sujud berdoa dengan khusyuk..

Tuhaan..
Ramahkan-lah alam Mu
mudahkan-lah perjuangannya..
Ingatkan-lah dia akan kebesaran Mu..
Agar dia selalu ikhlas menjalani pengabdiannya..

Dibelahan bumi manakah matahari itu tidak malu menunjukkan hangatnya...?? 
Sampaikanlah ia di tempat kami...
Agar mrk yang menginginkanya tidak mengeluh... :)

Untuk mu matahari pagi..
Hangatkanlah dunia dengan kekuatan Mu...

Camplong, 10/01/2013

Selasa, 08 Januari 2013

SESEMPURNA CINTAKU

Lagu ambon atau lagu timor.. Aku tidak bisa membedakannya. Mungkin, karena aku memang lupa untuk bertanya.
Ada hal yang berbeda saat hari-hari kemarin kita lalui bersama.
Ini bukan cerita roman.. Bukan juga cerita klasik, aku sendiri tidak tahu, cerita seperti apakah ini.
Aku hanya bisa menikmati rasa yang tidak pernah aku harapkan.
Begitu singkat.
Begitu banyak cerita.
Ada kenyamanan, tapi ada kecemburuan.
Aku bisa melepas dan menyakiti hati yang lain, dan egoku berharap hati ini bisa kau miliki seutuhnya.
Tapi Aku salah. Hatimu sudah dimiliki oleh wanita yang baik hati dan menolongmu saat nyawamu hampir melayang.
Entah.. Rasa iba kah itu?? Atau lebih dari itu.
Aku coba mengerti dan memahami akan kemauanmu..
"biarkan mengalir saja, masih ada waktu, siapa tau hati ini bisa berubah"
Bagai dihujam dengan parang, padahal hanya itu kata-kata yang datangnya dari logika seorang pria.
Ingin Aku menamparnya  dan berkata..
"Kau anggap apa Aku ini?? Sampah ??? "

Air mata yang tidak mampu jatuh terus Aku tahan. Namun dia tetap jatuh juga..

"Heii !! Aku wanita...  Aku ingin di Jaga, bukan kau campakkan !! "

"Perlakuanmu membuat aku kehilangan segalanya ! Bahkan kehilangan rasa untuk membalas cinta laki-laki lain yang Aku kenal lebih dulu dari pada Kamu.

Hal itu menghantui aku, setiap Aku terjaga dalam tidur.

Kamu bahkan tidak tau.. !!!
Aku coba bicara yang sesungguhnya..
Tapi kamu tetap menganggap itu hal biasa !

Andai aku bisa mengulang semuaya..
Andai cerita perjalanan sakit dan panas dingin itu tidak ada..
Andaikan kebaikkanmu itu tidak terjadi.. Hal ini juga saya pastikan akan berjalan natural...
Tidak berujung harapan saat terpisah.

Entah apa rencana Tuhan setelah ini..

Aku berharap Tuhan menitipkan rasa benci untuk kamu, walau rasa itu sesungguhnya hanya membuat aku semakin terpuruk.

Aku ingin kita bercanda dalam keadaan hati yang tulus.. Aku ingin bersama dengan keadaan yang bahagia.. Dan Aku ingin terpisah dengan Janji yang siap kau tepati, bukan hanya pergi diiringi hujan..
Tuhan tau aku menderita, karenanya diturunkan hujan agar kamu paham.. Bahwa Sebesar hujan inilah air mataku mengalir dalam hati.

Selamat berpisah untuk waKtu yang tidak bisa Aku harapkan kapan kembali. Berjuang menahan segala ketidaksempurnaan. Walau sebenarnya aku ingin sempurna mencintaimu tanpa diganggu oleh rasa cemburu..
Aku ingin sesempurna cintaku.

Aku tidak akan berharap lebih. Aku hanya ingin kau paham. Ingat aku saat kau buka lembaran birumu..
Karena disitu ada kengan lucu antara kau, aku dan mereka...

Aku merindukan cahaya kasih dari ketidaksempurnaanku.. Biar aku yang membuatmu menjadi sempurna dengan kelebihanku..

Senin, 07 Januari 2013

@Laut Sawu Jumat, 29 Desember 2012 di atas kapal ferry menuju Ende

Keadaan ini tidak pernah aku inginkan sebelumnya.
Mengapa Tuhan..
Ini semua harus terjadi.??
Aku tidak dapat menerka isi hatinya..
Ingin aku meneriakinyaa... Mencacinya.. Ingin marah.. Tapi Aku tidak bisa..
Ini pertama dan aku tidak pernah tau.. Apa dirinya yang terakhir..
Dan bagaimana perasaannya yang ada disebrang kota.. ??
Aku tidak ingin membuatnya sakit Lagi dan lagi.
Hatinya terlalu tulus untuk aku khianati.
tapi aku pun tidak mengerti perasaan ini..
dia yg sekarang mengisi hari ku.. memiliki hati siapa???
tapi semua sudah ku jalani dalam waktu singkat.. aku ingin berontaaak.. tapi bagaimnaa Tuhaaaan...?
Jaga Aku ya Rabb..

Pada 16 Feb 2012 10.56, "Achie Gushafiana" <asri.gushafiana@gmail.com> menulis:

MAHASISWA

"Achie Gushafiana" <asri.gushafiana@gmail.com> menulis:

Kini mempertanyakan, dimana hati nurani dan pikiran saya selaku peserta didik, selaku mahasiswa yang sudah layak dikatakan Dewasa? Mengapa kita mampu bersikap demikian pada Dosen dan guru? Atau kepada orang yang berjasa dan penting dalam hidup teruma Mamah dan Papah (ighfirlana ya Robb).

Berulang kali dosen-dosen mengatakan, jangan hanya usia yang dewasa, tapi sikap dan sifatpun harus dewasa ! Tapi kenyataannya?? Tidak jarang mahasiswa, pelajar dan calon mahasiswa yang pernah mengabaikan, bahkan menyepelekan keberadaan seorang pendidik baik itu seorang guru, dosen, atau guru besar sekalipun.

Ya, Saya tidak  mau menunjuk siapapun, karena di artikel ini Saya sedang bermuhasabah diri J, tentunya tulisan ini teruntuk SAYA pribadi hheee..

Pernah nggak kalian merasakan hal-hal ini, diantaranya..

Saat dosen menerangkan dengan sungguh-sungguh, kita malah diskusi sendiri dengan tema yang berseberangan dengan Mata kuliah atau pelajaran sekolah, Misal tentang acara selesai kuliah mu nonton dimana, karokean dimana, mau makan siang di daerah mana? Dan lucunya rasa itu muncul tanpa sungkan (maklum masih pengen senang-senang).  Sampai-sampai hanya karena pelajaran itu susah dan dosen ngajarnya nggak jelas diotak kita, bikin kita malas mendengarkan. Toh nggak nangkep materinya juga (alasan yang tidak seharusnya dilontarkan).

Nah, lain lagi pengalaman Saya jauh sebelum kuliah. Apa pernah kalian membuat guru sangat kesal? Kalu Saya akan menjawab pernah.. Saat itu, bukan saya saja pelakunya.. tapi Kami Semua hheee..

Kami bikin nangis guru yang pada saat itu baru beberapa bulan mengajar. Badan guru kami sangat mungil dan cantik ( guru biologi SMAIT Nuurusidiiq ibu Lena, Sebenarnya bukan karena fisik yang imut *kalau pembandingnya saya* hheee..

Saat itu kami seolah benar-benar mengabaikan keberadaannya, meskipun di akhir pembelajaran? Keadaan yang ricuh membuat sang Guru bersuara lantang dan meninggalkan kelas dengan emosi. Ssstt.. ada tangisan dan amarah dihatinya. Dan nggak lama.. Kami di panggil kepala sekolah  saat itu kepala sekolahnya Bapak Didi Masyhudi atau nama samarannya Dimas Tirani J

Hmmm.. tapi Saya rasa bukan hanya saya yang penah melakukan hal nakal itu hheee..  *sambil cari-cari teman yang salah* hhoooo..

Tapi, kalau sekarang, hal ini saya jadikan perenungan diri. Saya mencoba untuk melihat dari sudut pandang lain, dan berkaca pada bidang yang kini sedang saya selami, yakni dunia yang dulu sangat-sangat-sangat Saya BENCI dan TERPAKSA memilih pendidikan karena paksaan ORANG TUA.

Sudut pandang itu lahir saat saya berpikir tentang sosok seorang Dosen. Beliau dengan sekuat-kuatnya niat memberi kuliah. Datang tiap jam kuliah, tepat waktu, bahkan jarang absen. Bisa kah sedikit saja kita hargai itu? Lalu beliau menjelaskan materi dari mulai suaranya yang lantang sampai suaranya mulai melemah.

 Atau perjuangan seorang dosen meskipun hanya memberi pengetahuan dengan memerintahkan mahasiswa untuk menulis kembali apa yang ada di proyektor, atau sekedar menonton slide demi slide yang telah jauh-jauh hari di siapkan beliau, dan begitu seterusnya sampai kuliah berakhir. Tidak kah kita bisa mengahargai niat baiknya demi memberikanpengetahuan yang kita sebenarnya butuhkan?? Dan begitu tidak berdayanya beliau hingga TIDAK MAMPU MENEGUR peserta didiknya yang tidak mendengarkan penjelasannya. Coba , Bagaimana rasanya bila Kita berada di posisi beliau? Bagaimana rasanya diabaikan? Tidak didengar, bahkan cenderung di sepelekan??

Saya yakin 100% bukan hanya saya yang pernah bersikap konyol seperti ini, dan Saya yakin, bukan saya juga yang memiliki rasa ingin TOBAT seperti Saya J.  Saya Jadi berpikir betapa rendahnya pemikiran saya menilai seorang PEndidik.

Hhhmm.. Patut dipertanyakan keberadan hati nurani di diri ini yang seakan tidak tau balas jasa..

Dan entah sadar atau tidak, kita justru berpikiran negative sama pendidik yang sudah berusaha keras memberikan sebaik-baiknya pengajaran kepada kita. Akhirnya.. ke kampus bukan nya ibadah untuk cari ilmu, malah kadang jadi pemulung dosa huhh..!! (Ighfirlana Ya Robb..)

Ya… sekalipun ada juga sih dosen yang inginnya di hargai dengan "UANG" sampai skripsi TERTUNDA gara-gara nggak sanggup bimbingan karena nggak bisa ngeluarin "UANG" tiap bimbingan, atau sekedar mengeluh tentang dosen yang hobi ngasih tugas dan nggak pernah masuk. "Astagfirullah…" nggak ada niat mengghibah, karena saya sedang bicara fakta yang saya rasakan selama menjadi fans berat Si Kijang Merah, hal ini sering di utarakan oleh para mahasiswa yang lokasi kampusnya berada di sepanjang belahan bumi perangkotan yang di lewati oleh trayek Si kijang merah  T 19 jurusan Depok-TMII :D.

*UI, Gundar, BSI, UP, ISIP, TAMA, Unindra, STIKOM dll*

( kalau pakai istilah klasik mungkin istilah ini cocok untuk menggambarkan wacana paragraph di atas "menandakan tidak ada manusia yang sempurna, sekalipun dia seorang Ustad muupun Dosen dan para pendidik lainnya")

 

Eeiitt.. tapi kalau ditelisik lebih dekat, Seseorang yang dikatakan MAHASISWA, seharusnya memang lebih banyak menggali keilmuan sendiri. Tidak melulu berharap di berikan materi oleh Dosen dari A sampai Z. Sebenarnya kita mampu kok untuk mencari tau sendiri melalui googling, jangan bilangnya berselancar di dunia maya padahal lagi buka twitter atau jadi pesbukers hhiiii ( pengalaman yang tidak baik). Lebih baik sempatkan waktu untuk komunikasi sama dosen tentang hal yang kita belum pahami, jangan menghubungi dosen karena mau IZIN nggak masuk aja yaaa.. xixixi (lagi-lagi share pengamalan masa lalu yang seharusnya tidak diamalkan). Paling tidak bertanya sama teman yang lebih cemerlang otaknya di banding Kita J. Kalau ingat kata-kata dosen KWU 1 selaku Sang Provokator saat saya wawancarai dulu beliau mengatakan kurang lebih seperti ini " kita ini tulang punggung negara, jadi, kita jangan jadi pemuda yang mengidap osteoporosis dini "  yaaa intinya kita harus jadi pemuda yang cerdas secara pemikiran dan cerdas secara ketakwaan yang merujuk pada nilai-nilai aqidah islamiyah.

Ya, mungkin ada saatnya kita benar-benar nggak mudeng sama penjelasan dosen, sekalipun dosen tersebut sudaah menggunakan alat yang super canggih untuk membuat kita tertarik mengikuti kuliah tersebut. Seburuknya penyampaian seorang pendidik, tidak lantas kita memperlakukan beliau semaunya kita, paling tidak, kita mendengar, siapa tahu ada bagian-bagian yang bisa di simak dan jadi manfaat saat ujian tiba looh J. Belajar menghormati dan menghargai siapapun yang sedang berbicara di depan. Undzur Maa Qoola WaLaa Tandzur Man Qoola "Lihatlah apa yang dibicarakan jangan melihat siapa yang berbicara" sekalipun dia seorang pencuri atau mantan orang jahat sekalipun, kalau omongannya itu mendatangkan manfaat, kita jangn tutup telinga yaa.. siapa tau ada berkah di balik keihklasan kita menerima segala ucapan beliau.

Hayoo.. ramai-ramai merubah sikap menjadi lebih bijaksana. Mulai menghormati orang tua, menghormati keluarga yang lebih tua, jangan lupa juga menghormati orang-orang yang banyak berperan dalam hidup kita. Jangan pernah meluapakan kebaikan semua orang-orang yang pernah memberikan kita ILMU dan Pengetahuan. Doakan Guru kita dan kalau kita menjadi Guru jangan lupa mendoakan Guru Kita agar tali pahala ini terus bersambung ke anak cucu kita J

 

Untuk teman-teman mahasiswa atau pelajar yang di ajarkan oleh Guru Besar yang berdirinya sudah tidak tegak lagi, rambutnya sudah memutih. Bahkan hampir seluruhnya putih, dan untuk marah saja tidak bisa lagi, apa kita tega untuk bersiakap acuh tak acuh pada Beliau?? Sekalipun dosen kita masih muda dan jarak umurnya tidak terlalu jauh, apa kita pantas menyepelekan apa yang beliau katakan??

Beliau melakukan ini agar kita bisa menjadi orang yang bijak dan beliau pasti berharap besar bahwa anak didiknya kelak bisa menjadi yang lebih baik dan lebih berprestasi dari beliau. Coba bayangkan, dengan tertatih para dosen sepuh menaiki tangga demi tangga,  Kewajiban untuk bertahan hidup demi kelangsungan keluarga juga yang menjadi semangat beliau mengajarkan kita dari waktu ke waktu. Karena waktu yang Ia habiskan untuk mengajarkan kita, merupakan pengorbanan beliau untuk Keluarganya yang Ia Cintai.

Pernah sih, saya mendengar dari mulut teman saya sendiri yang sering banget bermasalah sama dosen, parah deh teman saya yang satu itu. bolak balik ribuuut mulu kerjaannya, nggak sama dosen, sama satpam kampus, bahkan konon katanya, sampai berhadapan sama pak rektor.. bahkan yang parahnya, saat esmosi itu, dia cerita sama saya kalo dia bilang "dosen di sini ngajar juga yang bayar dari spp mahasiswa" lumayan terkesan sombong siih, tapi dia begini juga demi keluarganya, nggak jauh bedalah sama apa yang orang tua kita lakukan untuk kita..  

untuk itu guys, mulai belajar menghormati pendidik yang kadang terabaikan.. karena pasti para pendidik yang baik akan menyalahkan dirinya sendiri karena beliau beliau merasa tidak bisa mendidik dan menyampaikan ilmunya kepada peserta didikanya, apalagi jika suatu saat nanti mereka melihat murid-murid nya menjadi orang yang susah. 

SO, berpikirlah lebih baik untuk bertindak dan bersikap kepada setiap orang-orang yang sudah berjasa dalam hidup kita, khusunya orang tua, keluarga, guru dan para sahabat yang selalu ada dalam susah dan senang :) 

yyaaa.. beginilah kata-kata yang mungkin bisa bermanfaat atau juga kata-kata yang jangan di sepelekan hhhoo *maksa*

udah aaaaahh, capee. kata yang baca (yang nulis aja cape, apalagi yang baca?? bisa mabok hurup) hhheeee maaf ya.. jadi ganggu waktu senggangnya untuk membaca ini.. tapi.. terima kasihh bagi yang mau baca ^^

MENCARI ILMU = BERJIHAD DI JALAN ALLAH  :)

wallahu'alambissowab