Jumat, 29 Juli 2011

Akan Segera Terbit Buku Kumpulan Pusi dan Cerpen karya Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI

SKETSA PERPISAHAN HILWA

karya Asri Gushafiana

"Kehidupuan ini begitu misterius. Aku sempat mengalami satu keadaan
yang semua terlihat putih, entah Aku dimana, Aku pun tidak tahu, Aku
hanya mendengar suara anak perempuan yang tak berhenti memanggilku.
Dan kini pemilik suara itu sudah menjalani jalan yang pernah hampir
Aku lalui . Tuhan lebih tahu yang terbaik, Aku masih diberikan waktu
untuk terus menjaga buah hatiku. Karena Tuhan tahu, Aku lebih kuat
menjalani hidup ini di banding kedua putriku, ya, inilah sktesa
perpisahan untuk Hilwa. Semoga Engaku tenang di Istana Tuhan," ujar
Ummah penuh sesak di akhir pengajian.

***


karya Fitria Nur Cahyani Mahasiswa UNINDRA Semester VIII Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.

OASE DIHATI IBU

Sejak dulu aku menunggu...
menunggu sebuah oase dihatimu..
menunggu sebuah kasih yang mungkin terlampau mahal untuk kau beri..
menunggu sejumput keikhlasan cinta bagi diriku sendiri


Di depan tanah merah hari itu, ia berada pada pembaringannya, pada
jasad yang telah bersemayam dalam dasar bumi. Pada kerinduan kasih
yang tak terlampiaskan sama sekali. Ia anakku. Anak pertamaku. Anak
yang tak sempat ku sayangi. Karena kesalahanku sendiri, melihat
wajahnya, mengingatkanku pada para pemerkosa yang biadab itu, yang
membuatku membencinya. Ia memang tidak salah, ia tidak pernah meminta
untuk dilahirkan ke dunia. Tapi aku telah menyia-nyiakannya. Maafkan
aku anakku. Sesungguhnya aku sangat menyayangimu.
***


Cuplikan Cerpen PERSEMBAHAN UNTUK MAMAH
karya Arsina Pasaribu Mahasiswa UNINDRA Semester VIII Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.

Seketika kepala ku pusing, pandangan ku berputar-putar dan aku tak
mengetahui kejadian apa yang selanjutnya telah terjadi.
Saat ku terbangun, matahari sudah muncul ke permukaan. Aku berada di
sebuah kamar dan aku baru tersadar bahwa di sebelah aku adalah Anjas.
Aku menjerit sekeras-kerasnya…..
"Tenang Vidi, aku akan bertanggungjawab. Kamu tidak perlu takut. Aku
mencintai kamu Vidi." Anjas mencoba meyakinkan ku.
"Tapi kalau aku hamil bagaimana ??? Aku harus berkata apa pada ayah
dan Mama ???" Aku semakin cemas mengingat Mama memiliki penyakit
jantung.
"Aku yang akan bicara pada kedua orang tua mu. Vidi, percayalah…."
Anjas terus saja meyakinkan ku hingga aku luluh juga dengan
kata-katanya.
Sudah sebulan lebih sejak kejadian malam itu, aku dan Anjas semakin
dekat. Kami sering melakukan hubungan yang tak layak, hingga akhirnya
aku telat datang bulan. Aku hamil.